Senin, 4 Februari 2013 08:07 wib
(Ilustrasi, Dok: RCTI)
SLEMAN - Sapi bantuan pemerintah untuk kelompok ternak korban erupsi Gunung Merapi yang saat ini tinggal di hunian tetap (Huntap), rawan dicuri. Sebab, kandang ternak dibangun tidak di permukiman, namun berjarak sekria 500 meter.
Warga yang tergabung dalam kelompok ternak pun harus menginap secara bergantian di kandang.
Salah satu warga yang menempati Huntap Glagah, Malang, Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY, Ramiya, mengatakan, perekonomian warga yang tinggal di huntap belum pulih. Sebelum erupsi Merapi pada 2010, kebanyakan warga berprofesi sebagai peternak dan petani.
Akibat erupsi, banyak ternak warga yang mati. Untuk mendapat penggantinya, peternak bergantung dari bantuan pemerintah. “Kelompok ternak di huntap sini ada dua, setiap kelompok ternak mendapat lima ekor sapi,” jelas Ramiya.
Ramiya bersama anggota kelompok ternak merasa khawatir. Sebab, kandang ternak dibangun berjarak lebih dari 500 meter dari huntap. “Kami lakukan ronda setiap malam dua orang yang menginap di kandang,” ujar Ramiya.
Dia berharap ada campur tangan pemerintah untuk mengawasi sapi tersebut. "Karena hanya itu yang bisa untuk tabungan anggota kelompok ternak," tambah pria berusia 54 tahun itu.
Sementara itu, Kapolsek Cangkringan, AKP Surahman, mengatakan, seiring pertambahan populasi ternak di kandang budidaya kompleks huntap, pihaknya akan meningkatkan patroli.
Polsek sudah mengusulkan kepada Polres Sleman untuk enambah anggota Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) yang bertugas untuk mengawasi sapi ternak warga huntap.
“Saat ini ada empat anggota Babinkamtibmas, kami usulkan menjadi lima untuk mengawasi ternak sapi,” ucapnya.
Warga yang tergabung dalam kelompok ternak pun harus menginap secara bergantian di kandang.
Salah satu warga yang menempati Huntap Glagah, Malang, Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY, Ramiya, mengatakan, perekonomian warga yang tinggal di huntap belum pulih. Sebelum erupsi Merapi pada 2010, kebanyakan warga berprofesi sebagai peternak dan petani.
Akibat erupsi, banyak ternak warga yang mati. Untuk mendapat penggantinya, peternak bergantung dari bantuan pemerintah. “Kelompok ternak di huntap sini ada dua, setiap kelompok ternak mendapat lima ekor sapi,” jelas Ramiya.
Ramiya bersama anggota kelompok ternak merasa khawatir. Sebab, kandang ternak dibangun berjarak lebih dari 500 meter dari huntap. “Kami lakukan ronda setiap malam dua orang yang menginap di kandang,” ujar Ramiya.
Dia berharap ada campur tangan pemerintah untuk mengawasi sapi tersebut. "Karena hanya itu yang bisa untuk tabungan anggota kelompok ternak," tambah pria berusia 54 tahun itu.
Sementara itu, Kapolsek Cangkringan, AKP Surahman, mengatakan, seiring pertambahan populasi ternak di kandang budidaya kompleks huntap, pihaknya akan meningkatkan patroli.
Polsek sudah mengusulkan kepada Polres Sleman untuk enambah anggota Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) yang bertugas untuk mengawasi sapi ternak warga huntap.
“Saat ini ada empat anggota Babinkamtibmas, kami usulkan menjadi lima untuk mengawasi ternak sapi,” ucapnya.
0 komentar:
Posting Komentar